Pada bulan April 2014, salah seorang script editor yang biasa mengedit skenario saya, Dewi Pramita, memberi kabar melalui whatsapp. Dia bilang saya ditunjuk sebagai salah satu penulis program terbaru Trans TV yang katanya akan mengangkat kisah tentang walisongo. Itu adalah program yang akan tayang di bulan ramadan. Saya cukup kaget dan agak ragu untuk menerima tawaran itu. Belum lagi, saya agak terbebani dengan cerita tentang walisongo. Menerima keputusan untuk menulis cerita walisongo adalah sebuah keharusan untuk menggarapnya semaksimal mungkin. Karena, ini berkaitan dengan sejarah. Dan, dalam proses menulisnya pun, haruslah banyak membaca dan mengorek informasi lebih mendalam, tentang sejarah walisongo.

Dua kali saya ragu untuk menerima tawaran menulis skenario yang dilabeli judul Kisah 9 Wali ini, yang terdiri dari 30 judul yang berbeda-beda cerita di tiap judulnya. Tapi hati kecil saya mengatakan, ini adalah kesempatan sekaligus tantangan untuk menjawab kepercayaan yang diberikan untuk saya. Lagian, nggak enak banget kalau kesempatan emas ini disia-siakan begitu saja. Toh kalau saya hanya stak di genre tulisan yang itu-itu saja, kapan saya bisa berkembang? Akhirnya saya pun mengiyakan untuk menjadi salah satu penulis skenario Kisah 9 Wali.

Jumlah penulis yang dipilih oleh Team Drama Trans TV berjumlah 6 orang. Saya salah satunya, ada juga Mas Erry Sofid, Mbak Nunik Kurnia, Mas Eka Kurniawan, Mas Raditya, dan Mbak Ullie Enes. Masing-masing diberi jatah judul yang harus digarap. Kami pun melakukan meeting terlebih dahulu, mengenai konsep Kisah 9 Wali akan dibuat seperti apa.

Dalam waktu kira-kira sebulan, saya mengerjakan lima judul Kisah 9 Wali; Ki Jagabaya Tobat, Nyi Rara Santang Masuk Islam, Sunan Ampel dan Nyi Ageng Manila, Sunan Ampel dan Kebun Singkong Emas, Sunan Bonang dan Pandita Guptaja. Proses menulis skenario Kisah 9 Wali saya akui cukup menantang dan bisa dibilang agak sulit, karena detail-detail fakta yang sangat dibutuhkan untuk membuat background karakter dan juga setting, juga nama-nama tokohnya.

Sebulan lamanya saya sibuk, saya memfokuskan perhatian sepenuhnya untuk Kisah 9 Wali, sampai-sampai saya kurang menjaga kesehatan dan sempat mengalami panas dalam. Untung saja tidak membuat saya nge-drop.

Saya beruntung, karena kerja team dengan script editor yang baik hati, Mbak Anissa Pandansari. Beliau banyak membantu saya dalam berdiskusi tentang plot dan juga karakter-karakter dalam skenario. Saya cukup sering telat setor naskah karena melewati deadline yang ditentukan. Hehehe...

Setelah naskah demi naskah dirampungkan dan syuting pun dilaksanakan, Gala Premiere pun dilaksanakan pada tanggal 20 Juni yang lalu, di Blitz Megaplex Grand Indonesia. Acara itu dihadiri oleh banyak undangan, dan disambut oleh Bapak Menteri Pendidikan kita, Mohammad Nuh. Senang rasanya Kisah 9 Wali mendapat apresiasi yang sangat baik.

Setelah kerja keras bersama team dalam memproduksi program 9 Wali, kini tayangan tersebut sudah bisa ditonton selama bulan ramadhan. Setiap hari pukul 21.30 WIB hanya di Trans TV. Saya beruntung bisa mendapat kepercayaan untuk menulis Kisah 9 Wali. Saya sangat-sangat berterima kasih atas dukungan dan semangat yang diberikan oleh para script editor tercinta; Mbak Ratih Kumala, Mbak Anissa Pandan Sari, dan Dewi Pramita. Dari mereka saya banyak belajar, dan dari mereka pula saya percaya bahwa di dunia ini tidak ada yang tidak bisa dipelajari. Terlebih lagi jika kita bisa melakukannya bersama-sama.


Poster Kisah 9 Wali

Narsis berdua Mbak Ratih Kumala :)